Monday, January 23, 2017

Gubri: Riau Siaga Darurat Karhutla

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akhirnya mengeluarkan status siaga darurat bencana asap yang berlaku selama 96 hari, sejak hari ini (Selasa, 24/1) hingga 30 April 2017 mendatang.

Status siaga darurat ini disampaikan langsung oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau yang bertempat di ruang Melati, Kantor Gubernur Riau.

Keputusan ini diambil oleh Pemprov Riau setelah Gubernur Riau mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Istana kemarin (Senin, 23/1).

Gubri dalam sambutannya mengapresiasi keberhasilan tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau tahun 2016 yang lalu dalam mengendalikan titik api.

“Secara nasional terjadi penurunan hotspot sebesar 83,2%, yang mana pada tahun 2015 luas lahan yang terbakar adalah 2,6 juta hektare. Sementara pada tahun 2016 menjadi 438.360 hektare,” terang Gubri.

Dengan menyatakan status siaga ini lebih awal, maka pencegahan karhutla akan lebih baik. Terlebih lagi telah ada 2 kabupaten/kota di Riau, yakni Kota Dumai dan Kabupaten Rokan Hilir yang tingkat titik apinya cukup tinggi.

“Hari ini kita sudah bisa menyatakan status siaga darurat di Provinsi Riau, sehingga pencegahan bisa segera dilaksanakan,” tutup Gubri.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada tahun 2015 yang lalu, kasus karhutla memberikan dampak yang begitu besar karena mengganggu akitvitas pendidikan, pemerintah dan perhubungan.

The post Gubri: Riau Siaga Darurat Karhutla appeared first on infoRiau.



from infoRiau http://ift.tt/2kbIdW4

Sunday, January 15, 2017

Ekowisata Mangrove Rawa Mekar Jaya

Selain Ekowisata Mangrove Mengkapan, di Kabupaten Siak kini memiliki kawasan hutan mangrove lainnya, yakni Hutan Mangrove Rawa Mekar Jaya.

Hutan Mangrove Rawa Mekar Jaya ini berada di Kampung Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, dengan luas sekitar 50 Hektar.

Untuk menuju kawasan Hutan Mangrove ini dapat ditempuh melalui jalur darat, yakni kurang lebih sekitar 3 jam dari Pekanbaru. Kawasan ini mulai didirikan pada awal tahun 2015 oleh Kelompok Pecinta Alam Kampung Mekar Jaya.

Pada awalnya mereka hanya ingin menyelamatkan pohon-pohon bakau yang dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menebang bakau secara liar.

Namun, karena melihat bahwa akar-akar kayu bakau tersebut sangat unik dan menarik serta memiliki potensi untuk dikembangkan, maka muncullah ide untuk mengelola kawasan tersebut menjadi tempat wisata yang dibuka untuk umum.

Untuk masuk ke kawasan ini anda tidak perlu merogoh kantong cukup dalam, hanya perlu membayar biaya parkir sebesar Rp 3.000,- untuk kendaraan roda dua dan Rp 5.000,- untuk kendaraan roda 4 dan ada sudah dapat menikmati suasana teduh dan asri yang masih terjaga serta pepohonan yang memenuhi Rumah Alam Mangrove secara gratis, ditambah jalan kambangan dari papan yang panjangnya sekitar 500 meter.

Mekar Jaya 1

Di dalam kawasan ini disediakan berbagai fasilitas yang dapat memanjakan pengunjung yang ingin melepas penat dari hiruk pikuknya suasana kerja. Selain suasana teduhnya pohon-pohon bakau, di sana juga terdapat rumah-rumah pohon untuk para pengunjung beristirahat melepas penat.

Bagi para pengunjung yang hobi memancing, dapat duduk bersantai di jembatan yang sudah disediakan di tepi sungai yang tentunya masih alami sehingga masih banyak ikan dan udang galah dan hasil pancingan tersebut dapat dibawa pulang secara gratis.

Selain untuk berwisata menikmati keindahan alam, di kawasan ini juga dapat dijadikan sebagai wisata edukasi dimana anak-anak, pelajar atau mahasiswa yang cinta lingkungan dapat belajar tentang pembibitan dan penanaman mangrove yang dikelola oleh Kelompok Rumah Alam Mangrove.

Kelompok Rumah Alam Mangrove telah melakukan berbagai upaya dalam pemanfaatan Ekositem Mangrove dengan pendekatan edukasi, wisata serta ekonomi kreatif berbasiskan masyarakat.

Selain mengenalkan hutan mangrove, juga telah disiapkan berbagai hasil olahan dari pohon mangrove dan hasil alam lainnya seperti sirup, dodol, selai dari buah-buahan pohon mangrove jenis berembang dan anyaman tikar dan atap rumah dari daun nipah.

Jadi untuk wisatawan yang datang dari jauh-jauh ke kawasan ini bisa membawa oleh-oleh dengan harga yang sangat terjangkau. Kegiatan penyelamatan ekosistem mangrove ini tentunya banyak sekali pengaruh serta manfaat untuk ekonomi dan kelestarian ekosistem bagi masyarakat yang berada dilingkungan mangrove.

The post Ekowisata Mangrove Rawa Mekar Jaya appeared first on infoRiau.



from infoRiau http://ift.tt/2joSrUK